Rabu, 26 Februari 2014

Mengapa Saya Harus Mencoblos ?

Pertanyaan mengapa biasanya digunakan manusia sebagai sarana berfilsafat. Kata mengapa-lah yang membuat manusia menemukan apa yang ingin mereka cari. Dengan kata mengapa jugalah manusia dapat memiliki keyakinan yang kuat akan hal yang ia yakini. Kata mengapa juga turut andil dalam seluruh kemajuan peradaban manusia dimuka bumi.

Saat tidak ada manusia yang berkata mengapa, maka bisa dipastikan tidak akan ada lagi perkembangan atau kemajuan didalam peradaban manusia. Oleh karena itu dalam menjalani kehidupan kembangkanlah kata mengapa itu.

Saya tidak akan membahas lebih jauh tentang filsafat ataupun kata mengapa tersebut. Yang akan saya tekankan disini bahwa kita harus menemukan jawaban mengapa kita (saya sendiri, pembaca, maupun seluruh elemen masyarakat Indonesia) harus mencoblos pada saat tanggal 9 april mendatang.

Seperti yang telah saya ungkapkan sebelumnya, bahwa kata mengapa bisa menjadikan manusia memiliki keyakinan yang kuat. Dengan pertanyaan mengapa saya harus mencoblos, maka secara tidak langsung kita berfilsafat untuk merenungkan, mencari, memilah, mengkaji tentang pertanyaan tersebut.

Jawaban dari pertanyaan diatas memang seharusnya berasal dari individu-individu bukan jawaban dari orang lain, karena kedaulatan individu sangat diakui dan dijunjung oleh hukum di negeri ini, Indonesia. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa jawaban dari orang lain juga turut andil dalam menentukan pola pikir ataupun sebagai referensi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dalam hal ini saya melihat manusia dari mazhab Humanistik.

Karena saya......

Jawaban dari pertanyaan diatas bisa bermacam-macam dan memiliki hasil yang bermacam-macam terhadap perilaku manusia nanti, karena jawaban tersebut dapat menjadi referensi manusia dalam menentukan pilihan. Akan tetapi sebelum menjawab pertanyaan tersebut mari kita melihat beberapa quote dari beberapa tokoh yang mungkin dapat menginspirasi dan menjadi objek kajian serta referensi dalam menjawab pertanyaan mengapa.

“apakah kita harus menunggu sampai negara ini bersih jika kita ingin melakukan perubahan?”-anies baswedan.

Lalu quote diatas dikuatkan oleh pernyataan gubernur jawa tengah terpilih,

“terlibatlah dalam perubahan, dan tebarkan virus kebaikan.”-Ginanjar Pranowo

Apa yang dapat kita ambil dan simpulkan dari kedua quote diatas?

Bahwa dalam memperbaiki keadaan republik ini kita tidak hanya bisa diam atau menunggu negara ini sempurna. Karena saat kita menuntut sebuah kesempurnaan tanpa perbuatan maka kita tidak akan pernah mendapatkan kesempurnaan tersebut. Akan tetapi jika kita menuntut sebuah kesempurnaan, maka kita akan mendapatkan kesempurnaan tersebut, setidaknya kesempurnaan yang bersifat subjektif yaitu kesempurnaan yang kita inginkan. Hanya dengan terlibatlah maka kita berperan dalam menentukan arah bangsa ini.

Dengan terlibat dalam perubahan, maka kita dapat sedikit-sedikit dengan tangan kita yang kecil ini membantu membersihkan negeri ini. coba anda bayangkan, jika anda terlibat dalam perubahan lalu mengajak orang lain dan orang lain tersebut mengajak orang lain lagi dan seterusnya, maka berapa banyak tangan-tangan kecil yang membantu membersihkan negeri ini atau setidaknya belajar membersihkan negeri ini. bukankah asas gotong royong juga berdasarkan berapa banyak individu-individu yang terlibat dalam menyelesaikan suatu permasalahan?

Mungkin pernyataan diatas lebih banyak keteori dan omong kosong, akan tetapi kita lihat contoh aplikatif dalam pernyataan diatas. Lingkungan anda tertutup oleh abu vulkanik pasca meletusnya sebuah gunung berapi, lalu orang-orang disekitar anda dan termasuk anda sendiri juga memilih untuk diam tanpa usaha membersihkan abu tersebut bahkan berpangku tangan menunggu orang lain membersihkanya, pola pikir kalian satu lingkungan sama. Maka apakah lingkungan kalian akan bebas atau bersih dari abu vulkanik? Tidak.

Lalu coba kita balik skenarionya. Lingkungan anda tidak peduli dengan abu vulkanik yang tebal dan terlanjur mengotori lingkungan anda. Lalu anda mencoba membersihkannya tapi tanpa mengajak orang lain disekitar lingkungan anda. Maka apa yang terjadi, mungkin lingkungan anda akan bersih tetapi dalam jangka waktu yang sangat lama dan tidak akan optimal.

Skenario terakhir adalah ketika anda mengajak orang lain dan orang lain mengajak orang lain lagi terlibat dalam upaya pembersihan abu vulkanik. Sampai akhirnya seluruh lingkungan anda berpartisipasi aktif dalam mengadakan perubahan ini. maka apa yang akan anda dapatkan? Anda dapat menyimpulkannya sendiri.

Begitu juga dengan keterlibatan anda dalam pemilu nanti. Mungkin anda menganggap satu suara tidak akan berdampak apapun. Namun 30% di Indonesia ini memiliki pola pikir yang sama dengan anda tanpa ada yang menyadarinya maka berapa banyak tangan-tangan kecil yang tidak terlibat dalam upaya perubahan. Dengan apatisme tersebut maka sudah tentu akan sulit membuat orang-orang yang apatis akan turut aktif terlibat dalam perubahan. Ah sudahlah kawan... mungkin ini hanya sebuah chaos theory yang saya rancang sendiri.

 “Hanya mereka yang berani menuntut haknya, pantas diberikan keadilan. Kalau rakyat Indonesia tidak berani menuntut haknya, biarlah mereka ditindas sampai akhir zaman oleh penguasa-penguasa korup mereka.”-soe hok gie

Atau jika terlibat dalam perubahan masih belum dapat dijadikan referensi, maka quote dari soe hok gie diatas dapat menjadi referensi lain. Menuntut hak demi mendapatkan keadilan. Dalam menyikapi demokrasi saat ini ada 3 pilihan yang dapat dilakukan, yang pertama adalah mencoblos demi menuntut hak kita, dengan menuntut hak kita maka kita menjemput keadilan yang kita inginkan. Lalu yang kedua adalah tidak mencoblos akan tetapi menyiapkan sebuah langkah revolusi lagi. Dengan revolusi harapannya dapat menata ulang kesalahan sistemik yang sudah ada dan melekat dan yang terakhir adalah menjadi apatis yang tidak terlibat dalam hal apapun, jika ditindas hanya bisa pasrah karena ditindaspun mereka sudah tidak akan peduli.


“karena saya cinta Indonesia maka saya mempunyai rasa memiliki terhadap negeri ini, dengan rasa memiliki itulah maka saya mempunyai motivasi yang kuat untuk terlibat dalam perubahan dinegeri ini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar