Mengapa Saya Harus Mencoblos ?
Pertanyaan mengapa biasanya
digunakan manusia sebagai sarana berfilsafat. Kata mengapa-lah yang membuat
manusia menemukan apa yang ingin mereka cari. Dengan kata mengapa jugalah
manusia dapat memiliki keyakinan yang kuat akan hal yang ia yakini. Kata mengapa
juga turut andil dalam seluruh kemajuan peradaban manusia dimuka bumi.
Saat tidak ada manusia yang
berkata mengapa, maka bisa dipastikan tidak akan ada lagi perkembangan atau
kemajuan didalam peradaban manusia. Oleh karena itu dalam menjalani kehidupan kembangkanlah
kata mengapa itu.
Saya tidak akan membahas lebih
jauh tentang filsafat ataupun kata mengapa tersebut. Yang akan saya tekankan
disini bahwa kita harus menemukan jawaban mengapa kita (saya sendiri, pembaca,
maupun seluruh elemen masyarakat Indonesia) harus mencoblos pada saat tanggal 9
april mendatang.
Seperti yang telah saya ungkapkan
sebelumnya, bahwa kata mengapa bisa menjadikan manusia memiliki keyakinan yang
kuat. Dengan pertanyaan mengapa saya harus mencoblos, maka secara tidak
langsung kita berfilsafat untuk merenungkan, mencari, memilah, mengkaji tentang
pertanyaan tersebut.
Jawaban dari pertanyaan diatas
memang seharusnya berasal dari individu-individu bukan jawaban dari orang lain,
karena kedaulatan individu sangat diakui dan dijunjung oleh hukum di negeri
ini, Indonesia. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa jawaban dari orang lain
juga turut andil dalam menentukan pola pikir ataupun sebagai referensi
seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dalam hal ini saya melihat manusia
dari mazhab Humanistik.
Karena saya......
Jawaban dari pertanyaan diatas
bisa bermacam-macam dan memiliki hasil yang bermacam-macam terhadap perilaku
manusia nanti, karena jawaban tersebut dapat menjadi referensi manusia dalam
menentukan pilihan. Akan tetapi sebelum menjawab pertanyaan tersebut mari kita
melihat beberapa quote dari beberapa
tokoh yang mungkin dapat menginspirasi dan menjadi objek kajian serta referensi
dalam menjawab pertanyaan mengapa.
“apakah kita harus menunggu sampai negara ini bersih jika kita ingin melakukan perubahan?”-anies baswedan.
Lalu quote diatas dikuatkan oleh
pernyataan gubernur jawa tengah terpilih,
“terlibatlah dalam perubahan, dan tebarkan virus kebaikan.”-Ginanjar Pranowo
Apa yang dapat kita ambil dan
simpulkan dari kedua quote diatas?
Bahwa dalam memperbaiki keadaan
republik ini kita tidak hanya bisa diam atau menunggu negara ini sempurna. Karena
saat kita menuntut sebuah kesempurnaan tanpa perbuatan maka kita tidak akan
pernah mendapatkan kesempurnaan tersebut. Akan tetapi jika kita menuntut sebuah
kesempurnaan, maka kita akan mendapatkan kesempurnaan tersebut, setidaknya
kesempurnaan yang bersifat subjektif yaitu kesempurnaan yang kita inginkan. Hanya
dengan terlibatlah maka kita berperan dalam menentukan arah bangsa ini.
Dengan terlibat dalam perubahan,
maka kita dapat sedikit-sedikit dengan tangan kita yang kecil ini membantu
membersihkan negeri ini. coba anda bayangkan, jika anda terlibat dalam
perubahan lalu mengajak orang lain dan orang lain tersebut mengajak orang lain
lagi dan seterusnya, maka berapa banyak tangan-tangan kecil yang membantu
membersihkan negeri ini atau setidaknya belajar membersihkan negeri ini.
bukankah asas gotong royong juga berdasarkan berapa banyak individu-individu
yang terlibat dalam menyelesaikan suatu permasalahan?
Mungkin pernyataan diatas lebih
banyak keteori dan omong kosong, akan tetapi kita lihat contoh aplikatif dalam
pernyataan diatas. Lingkungan anda tertutup oleh abu vulkanik pasca meletusnya
sebuah gunung berapi, lalu orang-orang disekitar anda dan termasuk anda sendiri
juga memilih untuk diam tanpa usaha membersihkan abu tersebut bahkan berpangku
tangan menunggu orang lain membersihkanya, pola pikir kalian satu lingkungan
sama. Maka apakah lingkungan kalian akan bebas atau bersih dari abu vulkanik? Tidak.
Lalu coba kita balik skenarionya.
Lingkungan anda tidak peduli dengan abu vulkanik yang tebal dan terlanjur
mengotori lingkungan anda. Lalu anda mencoba membersihkannya tapi tanpa
mengajak orang lain disekitar lingkungan anda. Maka apa yang terjadi, mungkin
lingkungan anda akan bersih tetapi dalam jangka waktu yang sangat lama dan
tidak akan optimal.
Skenario terakhir adalah ketika
anda mengajak orang lain dan orang lain mengajak orang lain lagi terlibat dalam
upaya pembersihan abu vulkanik. Sampai akhirnya seluruh lingkungan anda
berpartisipasi aktif dalam mengadakan perubahan ini. maka apa yang akan anda
dapatkan? Anda dapat menyimpulkannya sendiri.
Begitu juga dengan keterlibatan
anda dalam pemilu nanti. Mungkin anda menganggap satu suara tidak akan
berdampak apapun. Namun 30% di Indonesia ini memiliki pola pikir yang sama
dengan anda tanpa ada yang menyadarinya maka berapa banyak tangan-tangan kecil
yang tidak terlibat dalam upaya perubahan. Dengan apatisme tersebut maka sudah
tentu akan sulit membuat orang-orang yang apatis akan turut aktif terlibat
dalam perubahan. Ah sudahlah kawan... mungkin ini hanya sebuah chaos theory yang saya rancang sendiri.
“Hanya mereka yang berani menuntut haknya, pantas diberikan keadilan. Kalau rakyat Indonesia tidak berani menuntut haknya, biarlah mereka ditindas sampai akhir zaman oleh penguasa-penguasa korup mereka.”-soe hok gie
Atau jika
terlibat dalam perubahan masih belum dapat dijadikan referensi, maka quote dari
soe hok gie diatas dapat menjadi referensi lain. Menuntut hak demi mendapatkan
keadilan. Dalam menyikapi demokrasi saat ini ada 3 pilihan yang dapat
dilakukan, yang pertama adalah mencoblos demi menuntut hak kita, dengan
menuntut hak kita maka kita menjemput keadilan yang kita inginkan. Lalu yang
kedua adalah tidak mencoblos akan tetapi menyiapkan sebuah langkah revolusi
lagi. Dengan revolusi harapannya dapat menata ulang kesalahan sistemik yang
sudah ada dan melekat dan yang terakhir adalah menjadi apatis yang tidak
terlibat dalam hal apapun, jika ditindas hanya bisa pasrah karena ditindaspun
mereka sudah tidak akan peduli.
“karena saya cinta Indonesia maka saya mempunyai rasa memiliki terhadap negeri ini, dengan rasa memiliki itulah maka saya mempunyai motivasi yang kuat untuk terlibat dalam perubahan dinegeri ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar