Jumat, 27 Desember 2013

Esensi Kegiatan Jalan Kaki


Jalan kaki merupakan sebuah aktivitas yang sangat dasar bagi manusia. Saat masih berumur 2 tahun pun kita sudah diajarkan untuk berjalan. Selain itu dengan jalan kaki kita dapat menjangkau tempat apapun yang kita mau jangkau didunia ini. Jika kita ingin ke puncak gunung kita harus jalan kaki, ingin menyusui gua tentu harus jalan kaki. Jadi jalan kaki ini merupakan sebuah kebutuhan pokok bagi manusia dalam menjalankan hidupnya.
Bagi saya, jalan kaki itu merupakan sebuah anugerah yang besar, entah mulai kapan saya suka jalan kaki. Kemana saya pergi biasanya saya mendahulukan jalan kaki terlebih dahulu daripada memilih naik sebuah kendaraan. Karena bagi saya, jalan kaki itu mempunyai esensi yang luar biasa banyaknya.
Kebiasaan jalan kaki ini masih tertanam pada diri saya, kemanapun dan dimanapun saya berada. Saya menikmati betul dengan aktivitas yang satu ini karena dengan berjalan tentu kita lebih sehat dan kuat. Namun bagi saya tidak hanya sampai disitu saja esensi dari sebuah aktivitas yang ringan ini.
Saya menjadi lebih peka terhadap keadaan dilingkungan sekitar saya ketika saya jalan daripada naik kendaraan. Saya bebas melihat apapun yang saya ingin dan tidak saya ingin. Banyak pelajaran yang saya petik dari setiap perjalanan baik perjalanan panjang maupun yang hanya berjarak 100m dari rumah.
Saat berjalan, saya melihat realita nyata tentang keadaan di negeri ini dimana kemiskinan, kebersihan, kriminalitas, rendahnya moral, dan lain-lain yang biasa saya lihat dimedia massa. Suatu realita yang mencerminkan bagaimana kondisi negeri saya sekarang ini. Sebuah realita yang secara tidak langsung menampar keras pipi saya untuk sadar dengan keadaan dan kenyataan yang ada. Disaat saya bersenang-senang menikmati kuliah bersama teman-teman lain, diluar sana banyak yang mengemis mencari uang, bukan untuk sekolah apalagi kuliah, mereka hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan dasar biologis mereka yaitu mencari makan. Karena tanpa makanan bisa saja mereka mati kelaparan dijalanan.
Disaat saya kuliah dan sibuk menuntut pemerintah untuk menurunkan angka kriminalitas, diluar sana banyak kriminalitas yang terjadi, macam-macam kriminalitas ada di jalanan. Mengapa ada yang namanya kriminalitas? Apakah itu sebuah hobi? Tentu saja tidak tapi mungkin saja sebagian iya. Tapi pada dasarnya tingginya angka kriminalitas tersebut karena ada alasan yang menjadi landasan mengapa mereka menjadi seorang penjahat.
Disaat saya kuliah dan sibuk menuntut pemerintah agar membrantas korupsi, diluar sana banyak kejadian korupsi kecil yang saya lihat tetapi saya lemah tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu kontribusi apa yang membuat saya berani menuntut pemerintah untuk membrantas korupsi. Kontribusi paling dasar saya adalah kepedulian saya terhadap kondisi bangsa ini karena menjadi bangsa yang dikenal dengan tingginya angka korupsi.
Lalu baru-baru ini, tepatnya setelah turun dari kereta senja utama jurusan Jogjakarta-Jakarta, saya memutuskan untuk berjalan kaki dari Jatinegara sampai pulomas. Bukan betapa jauhnya jarak dari Jatinegara-Pulomas yang ingin saya ceritakan. Akan tetapi pada sebuah pengalaman yang saya lihat sendiri dijalan raya, yaitu sebuah ajang balapan liar. Padahal balapan liar tersebut terjadi didepan LP Cipinang, dan didaerah Cipinang terdapat banyak kantor intansi Polisi. Lalu mengapa masih marak yang namanya balapan liar? Apakah polisi menunggu sampai waktu yang tepat untuk merazia? Ataukah mereka tahu tapi tidak dapat berbuat apa-apa. Atau bisa saja mereka pura-pura untuk tidak peduli? Atau paling parahnya mereka memang sudah tidak peduli? Berspekulasi terhadap pak polisi ini rasanya kurang tepat, karena tidak cukup dengan mengandalkan polisi yang mempunyai personel terbatas untuk menjalankan tugasnya.
Dilihat dari sisi balap liar, tentu saja balap liar ini lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Balapan membutuhkan bensin, bahkan mereka menggunakan bensin yang disubsidi, lebih parahnya bensin tersebut digunakan untuk ajang balap liar yang mungkin saja dapat menimbulkan korban jiwa. Lalu jika sudah terjadi seperti ini, sudah akan samar-samar siapa yang bersalah dan berdosa, apakah pemerintah yang dengan subsidi BBMnya ataukah pelaku balap liar itu sendiri, ataukah orang tua dari pelaku balap liar, ataukah polisi, ataukah masyarakat, dan masih banyak lagi. Segalanya menjadi samar-samar dalam kasus balap liar ini.
Selain balap liar, saya masih melihat fenomena nyata yang terjadi saat saya berjalan kaki pulang dari Jatinegara-Pulomas, yaitu lapak perzinahan disamping rel kereta, lebih tepatnya juga didepan LP Cipinang. Apakah lapak ini dibuat sengaja dan dikenakan pajak oleh pemerintah atau setidaknya oleh lurah setempat? Ataukah tempat ini memang sudah difungsikan dari dulu kala sebagai tempat perzinahan? Entahlah, yang jelas sangat mengglitik saya melihat fenomena seperti ini.
Itulah sedikit esensi yang bisa kita dapatkan dari jalan kaki. Semoga kita dapat lebih peka terhadap keadaan disekitar kita dan syukur-syukur kita bisa mencarikan sebuah solusi yang solutif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dinegara ini, dan semoga semua solusi itu berawal dari aktivitas yang bernama Jalan Kaki.

Saya dan Status Mahasiswa Baru


Tulisan ini merupakan curahan hati seorang mahasiswa baru yang baru saja melewati semester satu disebuah universitas negeri di kota solo. Bukan sebuah tulisan yang serius, akan tetapi lebih kepada pandangan seorang penulis terhadap gejala-gejala yang selama ini penulis tangkap dalam kehidupan disemester satu. Enjoy!!!

Tak terasa betul satu semester ini telah dilewati, masuk kesemester ini pun merupakan sesuatu yang sangat tidak sengaja dan sangat tidak pernah diduga sebelumnya. Saya dulu bercita-cita menjadi seorang perwira dengan pangkat di bahunya beserta kegagahan lain layaknya seorang perwira. Bahkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, saya harus merelakan 1 tahun hanya untuk memenuhi syarat yang diminta oleh panitia penyeleksi.

Tapi apa daya jika nasib tahun ini tidak kunjung membawa saya kepada cita-cita yang saya inginkan. Lalu apakah saya harus menyerah dengan sebuah kenyataan bahwa saya mengalami suatu kegagalan? Dalam bukunya Prie G.S berkata ada 4 cara untuk menghadapi kegagalan, cara yang pertama adalah sakit menghadapi kegagaln tersebut dan menghibur diri dengan memberikan nasihat-nasihat bijak. Lalu cara kedua dengan cara memprotes keputusan panitia penyeleksi, tapi cara ini bukanlah cara saya dalam membuat hati saya tentram setelah mengalami kegagalan.

Cara yang ketiga agak sedikit tidak waras dan lebih baik jangan dilakukan, yaitu berpura-pura lulus seleksi dan membeli sebuah seragam layaknya seorang perwira. Atau cara terakhir yaitu cara yang saya pilih,yaitu menikmati kegagalan ini dengan berkata saya boleh gagal dalam sebuah seleksi, tapi saya tidak akan gagal dalam hidup. Itulah yang saya pegang teguh selama ini dan mungkin juga yang membuat saya dapat menjadi seorang mahasiswa.

Dengan menikmati sebuah kegagalan tersebut, saya mengambil banyak hikmahnya, yaitu berat badan saya menjadi ideal, saya menjadi lebih disiplin, saya menjadi lebih tangguh, menjadi lebih kritis dan peka terhadap keadaan, dan yang terakhir mengubah persepsi dalam hidup saya bahwa hidup saya tidak harus selalu menjadi militer akan tetapi jika saya ingin menjadi warga sipil pun saya bisa sukses layaknya seorang perwira.

Status sebagai mahasiswa baru tidaklah buruk seperti yang selama ini saya bayangkan, bahkan status mahasiswa baru ini menambah khazanah pengetahuan yang saya miliki. Mengubah persepsi, mengubah ideologi, mengubah cara pikir, dan menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelum-sebelumnya. Sebagai contoh dulu saya berpikir bahwa sebuah aksi demonstrasi adalah hal yang sangat mengganggu dan tidak bermanfaat, akan tetapi setelah saya menjadi mahasiswa, saya melihat sebuah aksi ini sangat perlu dinegara yang “katanya” menjunjung tinggi demokrasi. Sekaligus aksi ini sebagai salah satu cara untuk mengawal pemerintahan yang ada dinegara ini.

Bahkan tidak hanya sekedar mengawal, akan tetapi aksi ini juga sebagai sarana refleksi bagi diri sendiri bahwa masalah dinegara ini sangat pelik dan butuh penyelesaiannya, dan bagaiamana penyelesaiannya? Yaitu mahasiswa dan pemuda-pemuda lainlah yang akan menjadi cikal bakal pemimpin bangsa ini kedepannya. Ditangan para pemuda inilah nasib bangsa Indonesia digantungkan. Seberapa besar kualitas pemudanya akan sangat menentukkan nasib bangsa ini kedepannya.

Hanya cukup sampai disana? Tentu tidak, aksi pun mengingatkan kita bahwa perjuangan itu tidaklah mudah, karena dalam menjalani sebuah aksi, kita akan mendapat pujian dan lebih banyak cacian dari orang-orang yang awam dan apatis terhadap aksi ini. Selain itu aksi juga merupakan sebuah bentuk kepedulian kita bagi negara ini. Aksipun dapat memunculkan banyak solusi-solusi kecil yang akan membantu negara ini berkembang, tidak perlulah kita membuat solusi-solusi besar karena solusi-solusi kecilpun pada akhirnya akan berkembang menjadi solusi besar, ambil contoh seperti “Indonesia Mengajar” yang digagas calon presiden 2014 yang juga rektor Universitas Swasta terkenal.

Selain mengubah paradigma saya, menjadi mahasiswa pun ternyata seperti sebuah kehidupan yang saya nanti-nantikan, karena dengan menjadi mahasiswa, saya dapat dengan bebas mengeluarkan pikiran-pikiran saya walaupun hanya melalui sebuah tulisan. Dengan status mahasiswa pula kita dapat lebih banyak berinteraksi dengan banyak orang yang memiliki persepsi, pandangan, paradigma, ideologi masing-masing, sehingga hal ini seperti layaknya Universitas Terbuka dimana Dosennya pun berasal dari kalangan apapun asalkan kita mau menerima mereka untuk memberikan ilmunya kepada kita. Jika kita hanya pasif menunggu, jelaslah bahwa akan sulit bagi kita untuk mendapatkan ilmu seperti ini.

Status mahasiswa pun menjadikan saya lebih bijak dalam melihat dan mengambil sebuah peluang dan keputusan. Hal yang selama ini sangat sulit didapatkan dalam kehidupan saya sebelumnya. Dengan berbagai macam kegiatan-kegiatan yang ada di kampus, maka kita harus dengan bijak menyeleksinya agar ilmu yang ingin kita dalami dan kita ambil dapat kita dapatkan secara utuh. 

Sangat sayang bagi seorang mahasiswa jika hanya diam dikost, belajar dari buku-buku yang mungkin dimasa mendatang teori dari buku tersebut sudah tidak berlaku lagi, mengejar sebuah IP, dan lulus sebagai mahasiswa biasa saja tanpa meninggalkan kesan yang berbekas dibangku kuliah. Ibarat seekor kuda yang memakai kacamata kuda, pandangannya hanya lurus kearah yang diinginkan pawangnya, tanpa bisa melihat potensi kebahagiaan dikanan dan kirinya. 

Lalu apakah salah menjadi seorang yang seperti itu? Tentu tidaklah salah, karena setiap orang mempunyai caranya untuk menentukkan jalannya masing-masing, atau biasa kita sebut sebuha passion dan mereka juga mempunyai prioritas yang harus didahulukan daripada harus aktif dikampusnya. Bisa jadi mahasiswa seperti ini tidak aktif dikehidupan kampus, tetapi dia aktif dikehidupan sosial secara langsung.

Pada akhirnya, sebagai seorang mahasiswa baru yang secara tidak sengaja terjebak didunia kampus ini mengambil kesimpulan bahwa mahasiswa itu bebas, bebas menentukan passion kita, bebas menentukkan prioritas kita, bebas menjadi apa saja yang kita inginkan. Hal inilah yang selama ini diperjuangkan oleh mahasiswa-mahasiswa dizaman Orde Baru, dimana mereka tidak bisa berkembang dan tidak bisa bebas. Selain itu inilah yang bisa disebut sebagai pengamalan nilai-nilai demokrasi.

Minggu, 22 Desember 2013

SELAMAT HARI IBU UNTUK SEMUA IBU DI INDONESIA


Setiap tanggal 22 desember selalu diperingati sebagai Hari Ibu, hal ini diperuntukkan untuk mengingat kembali perjuangan perempuan dalam kemerdekaan dan memperbaiki nasibnya. Perjuangan ibu yang tidak akan pernah ada habisnya, totalitas para ibu untuk menghadapi zaman, semangat para ibu untuk berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan ada yang sebagai pencari nafkah pula.

Peristiwa yang melatarbelakangi Hari Ibu di Indonesia adalah pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Jogjakarta, hampir 1000 perempuan dari 30 organisasi perempuan di jawa dan sumatra mengadakan kongres wanita Indonesia. Hal yang mereka perjuangkan didalam kongres tersebut adalah perempuan mendapatkan perbaikan pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender. 

Perjuangan para wanita pada kongres 85 tahun yang lalu tersebut ternyata tidaklah sia-sia, dapat dilihat perubahan-perubahan besar yang dialami oleh wanita sepanjang 85 tahun kemudian sampai di tahun 2013 ini. Ya,perempuan sekarang mendapatkan perbaikan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, kesetaraan gender bahkan sekarang perempuan pun memegang peranan penting dalam membawa perubahan bagi negara Indonesia ini. 

Kita dapat melihat peran-peran penting perempuan dalam membangun negara ini, dimulai dari nama R.A Kartini di zaman kolonial, ibu Fatmawati di awal-awal kemerdekaan bangsa ini, dan sampai akhirnya ditahun 2013 ini terdapat banyak Kartini-Kartini modern yang berperan penting dalam pembangunan bangsa.

Untuk mengingat sejarah perjuangan perempuan terutama para ibu, saya mengucapkan selamat hari ibu untuk para ibu di Indonesia, khususnya untuk Ibu ku yang selalu menanti anaknya untuk pulang ke Jakarta. Anakmu ini juga rindu kepadamu ibu.

TERIMA KASIH IBU

Surakarta, 22 desember 2013

DARAH JUANG "Refleksi Akhir Tahun 2013 Menuju 2014

Indonesiaku

Disini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur tuan....

Bait pertama lagu darah juang diatas mengisahkan tentang betapa makmur dan kayanya negeri ini, negeri yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah ruah, negeri yang terdapat ratusan juta sumber daya manusianya, negeri yang mempunyai keanekaragaman mulai dari penduduk, ras, suku, agama, budaya, serta bahasa.

Negeri ini mempunyai luas wilayah yang mana jika dibentangkan maka akan seluas benua Eropa, negeri yang dianugerahi laut beserta potensi kekayaan lautnya (6,5 juta Ton Ikan), minyak bumi dan gas yang melimpah ruah ( cadangan minyak sebanyak 97 milliar barel). Masih belum cukup sampai disitu, Indonesia juga dianugerahi Tuhan dengan kekayaan alam berupa tambang seperti timah, tembaga, nikel, perunggu, besi, batu bara dan juga emas. Bahkan di timur sana tepatnya di Irian Jaya (Papua) terdapat gunung emas yang sekarang menjadi salah satu tambang terbesar di dunia.

Mungkin Tuhan masih belum cukup memberikan banyak potensi untuk negeri ini. Negeri yang terletak diantara dua benua dan dua samudra inipun masih juga dilengkapi oleh hutan yang luas, pegunungan, pantai, selat, danau, dan seluruh pemandangan yang akan memukau siapapun yang berkunjung di negeri ini. Jika bisa dibilang, negeri ini merupakan Surga yang diturunkan kedunia. Hutannya pun dapat menghidupkan seluruh manusia dimuka bumi ini, bayangkan jika tidak ada hutan di Indonesia, akan seperti apa kehidupan didunia ini.

Terlepas dari potensi kekayaan alam yang berlimpuah ruah itupun,Indonesia masih diberikan Sumber Daya Manusia yang sangat banyak untuk mengolah potensi kekayaan alam tersebut. Sekitar 200 juta lebih manusia hidup di Negeri yang kaya ini, dengan jumlah tersebut Indonesia masuk peringkat 4 sebagai negara yang banyak penduduknya.

Dengan melihat SDA dan SDM yang sangat banyak tersebut, dapat dilihat negara ini adalah negara yang maju dan mempunyai peradaban serta tekhnologi yang tinggi, bahkan berpotensi menjadi nomor satu didunia.

Oh...Indonesiaku kini

Dinegeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerja.....

Diatas merupakan bait kedua dari lagu “darah juang” yang sering dinyanyikan oleh para mahasiswa. Lirik dari lagu tersebut mengisahkan tentang penderitaan bangsa Indonesia dengan seluruh potensi kekayaan alam dan sumber daya manusianya masih belum bisa sejahtera.

Menilik dari perjalanan Indonesia di 2013 ini, pembangunan Indonesia lebih mengandalkan utang daripada sumber kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia. Hingga September 2013, utang pemerintah Indonesia menembus angka Rp. 2.273,76 Triliun. Jumlah ini meningkat Rp.95,81 Triliun dibandingkan dengan diakhir tahun 2012 lalu. Secara rasio terhadap PDB total di 2012, utang pemerintah Indonesia berada di level 27,5 persen hingga september 2013. Untuk melunasi hutang-hutang tersebut maka masing-masing warga negara Indonesia wajib membayar 7 juta rupiah.

Kemanakah potensi sumber daya alam di Indonesia yang cukup membayar bahkan memakmurkan bangsa Indonesia ini? Ternyata di sektor migas dan batu bara bangsa asing telah menguasai 70-75 persen, di sektor perbankan 50 persen, telekomunikasi 70 persen, dan yang parahnya lagi sekitar 80-85 persen pertambangan hasil emas dan tembaga dikuasai pihak asing. Jika kita akumulasikan maka 70-75persen aset negara ini dikuasai oleh pihak asing.

Masih belum cukup sampai di penguasaan aset negara oleh asing. Di negeri ini masih ada masalah yang sangat pelik, yaitu kemiskinan. Di Ibu kota, jumlah penduduk miskin pada bulan september 2012 sebesar 366.770 orang atau sekitar 3,70 persen. Angka tersebut naik dari 355.200 persen pada september 2011. Angka kemiskinan ini berkorelasi positif dengan jumlah pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sebesar 6,25 persen atau sebanyak 7,39 juta orang.

Masih teringat pula kenaikan harga BBM, premium dari Rp.4.500 menjadi Rp. 6.500, sedangkan Solar dari Rp.4.500 menjadi Rp.5.500 mulai sabtu (22/6/2013). Pemerintah beralasan, meningkatnya harga minyak dunia dan membengkaknya konsumsi BBM menjadi faktor utama naiknya harga BBM di negeri ini. Padahal negeri ini merupakan salah satu penghasil Minyak mentah terbesar di dunia.

Membahas tentang PT. Freeport yang dikuasai oleh Asing seperti tidak akan ada habisnya. Namun jika kita beralih kesektor migas,pada tahun 2013 ini Indonesia mempunyai kesempatan untuk menguasai kembali blok Mahakam yang kontraknya akan habis. Namun yang terjadi adalah penandatangan kembali perjanjian investasi dengan pihak asing, sehingga potensi keuntungan 100Triliun /tahun lenyap begitu saja.

Mungkin sumber daya alam kita dan lain-lain dikuasai asing, akan tetapi nyatanya sumber daya manusia di Indonesia pun tidak terlepas dari konflik dan masalah yang tidak kunjung henti. Di tahun 2013 ini konflik antar anggota masyarakat berlangsung hampir tiap saat dan tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari barat sampai timur. Tawuran yang biasanya dilakukan oleh para pelajar menjalar kepada para mahasiswa. Budaya kekerasan seperti pembunuhan dan mutilasi pun masih tidak lepas dari permasalahan di Indonesia.

Diangka pendidikan pun memasuki tahap yang cukup memprihatinkan. Walaupun kita patut berbangga bahwa pendidikan sampai jenjang SMA sudah mulai gratis akan tetapi menurut survey yang dilakukan oleh badan internasional mengatakan bahwa minat baca tulis pelajar Indonesia masih sangat rendah.

Selain itu tercatat terjadi degradasi moral yang luar biasa memprihatinkan dikalangan remaja. Seks bebas dan video porno sudah menjadi hal yang biasa di media massa. Video mesum tak hanya dibuat oleh artis-artis yang menjadi panutan,  bahkan remaja di tingkatan SMP pun membuat video mesum yang mereka lakukan dan rekam sendiri. Bahkan ada pelajar SMP di Surabaya yang menjadi mucikari untuk kawan-kawannya sendiri. Tak heran jika sekarang anak seusia SD pun sudah ada yang melahirkan.

Melihat tingginya angka freesex maka takkan lepas dari tingginya HIV/AIDS dinegeri ini. Untuk mengatasi permasalahan HIV/AIDS dinegeri ini, pemerintah melalui komisi penanggulangan AIDS Nasional bersama DKT Indonesia dan Kementrian Kesehatan menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN) pada 1 Desember sampai 7 Desember dengan membagikan kondom gratis. Hal ini tentu saja ditentang banyak pihak karena disinyalisir secara tidak langsung membebaskan freesex dikalangan remaja.

Selain kasus diatas Indonesia pun harus menghadapi kasus penyadapan oleh negara tentangga dan sekutu-sekutunya, yaitu Australia dan Amerika. Hal ini akan menimbulkan hubungan kedua negara terancam rentan.
 Masih banyak lagi permasalahan di negeri di tahun 2013 ini yang jika dibahas satu persatu maka tidak akan pernah ada habisnya.

Indonesia vs Koruptor...

Mereka dirampas hakknya
Tergusur dan lapar....

Mendengar kata Indonesia maka akan terbesit pikiran menunjuk kata korupsi dan koruptornya. Mengapa bisa begitu?

Jumlah tindak pidana korupsi dinegeri ini dari ORLA, ORBA, dan Reformasi tidak pernah berkurang, hanya saja jumlah dan bentuknya saja yang berubah. Akan tetapi kita patut berbangga dengan hadirnya KPK ditengah-tengah masyarakat yang melawan korupsi. Dengan adanya korupsi terkuak banyak kasus korupsi baik yang dilakukan elite politik, birokrat, penyelenggara negara, pegawai negeri bahkan hakim. bahkan negara ini tercatat di peringkat 65 dari 177 negara terkorup di dunia (Transparency International 2013)

Dikalangan elite politik terdapat nama seperti Andi Mallarangeng, M Nazaruddin, Angelina Sondakh,  serta Presiden PKS Luthfi Hasan dengan korupsi dagang sapinya. Lalu dikalangan birokratpun terdapat petinggi POLRI, yaitu IRJEN Djoko Susilo dengan korupsi simulator SIM, diapun  berhak menerima ganjaran berupa 18 tahun penjara, denda 1 Triliun, pencabutan Hak politiknya, disita asetnya serta dimiskinkan.

Bidang SKK MIGAS pun tidak lepas dari adanya korupsi, hal ini terbukti dengan tertangkapnya Rudi Rubiandini yang menerima suap dirumahnya. Uang suap tersebut diperuntukkan untuk memenangi tender MIGAS.
Nama penyelenggara negara yang merupakan Gubernur Banten, yaitu Atut Choisiyah juga tertangkap melakukan korupsi pilkada dan pengadaan alat kesehatan, bahkan dikasus pilkada, kasus Atut ini menyeret nama petinggi Mahkamah Kontitusi (MK) yang merupakan lembaga hukum tertinggi dinegeri ini, yaitu Akil Mochtar.
Dengan banyaknya jumlah korupsi yang terkuak di negeri ini oleh KPK maka kita boleh bersedih sekaligus bersenang hati karena inilah merupakan titik terang pemberantasan korupsi dinegeri ini.

Melihat Indonesia di tahun 2014

Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami mengabdi
Padamu kami berjanji....

Ditengah-tengah permasalahan yang melilit dan menghinggapi bangsa ini, masih ada banyak titik-titik cahaya untuk menyelesaikan permasalahan yang pelik ini. Masih ada kesempatan untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik, Masih ada kesempatan agar bangsa ini menjadi sejahtera, makmur, adil, dan beradab. Masih ada kesempatan untuk mewujudkan pembukaan UUD 1945 alenia IV.

Memasuki tahun 2014 mendatang  yang merupakan tahun dimana rakyat berpesta, pesta demorasi rakyat,tahun politik atau apapun sebutannya untuk menyambut pemilu 9 april 2014 maka bangsa ini bisa melihat momentum ini sebagai titik tolak perbaikan bangsa. Dengan memilih pemimpin yang dapat membawa bangsa ini maju,sejahtera dan makmur, maka insyaAllah permasalahan dinegeri ini akan berkurang, lebih beruntung lagi jika hilang sekalian.

Melihat buku dari Prie GS, Waras di Zaman Edan, mengatakan untuk terlepas dari lingkaran setan, maka harus dicari yang mana ujung yang mana pangkal. Akan tetapi tidak ada pangkal dan ujung dalam sebuah lingkaran. Namun kita masih bisa mencari pangkal dan ujung sebuah lingkaran setan, yaitu dengan MEMOTONG LINGKARAN TERSEBUT.Sehingga akan terlihat yang mana pangkal dan yang mana ujung.

Terinspirasi dari kata-kata Prie GS, bahwa yang harus bangsa ini lakukan adalah bukan hanya sibuk mencari yang mana ujung dan yang mana pangkal sebuah permasalahan. Akan tetapi lebih kepada melakukan sesuatu untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga akan lebih mudah untuk menemukan akar dan ujung dari sebuah masalah.

Dinegeri ini yang menjadi permasalahan untuk mengatasi sebuah permasalahan adalah tidak ada dukungan dan saling bahu membahu antara lembaga-lembaga yang berkepentingan mengatasi permasalah tersebut. Kebanyakan lembaga-lembaga tersebut masih berjalan dengan sendiri-sendiri. Andaikan bangsa ini dapat bersatu untuk mengatasi permasalahan dinegeri ini......

Sumber:
Seminar “refleksi akhir tahun 2013” oleh GEMA Pembebasan.
Prie GS.2013.Waras di Zaman Edan. Jogjakarta: Bentang Pustaka.
Kompas, 20 Desember 2013
Kompas, 21 Desember 2013

Tulisan ini ditulis oleh:
Rezky Akbar Trinovan (mahasiswa Psikologi UNS 2013)


Selasa, 17 Desember 2013

Pemuda banyak wacana, sudah tua hanya diam saja?


tulisan ini sengaja dibuat menggantung, karena memang pembahasan tentang pemuda tidak akan pernah dapat mencapai hakikat yang pasti, akan banyak perdebatan jika kita membahas tentang pemuda, setidaknya didalam tulisan ini dapat membuat kita sadar terutama pemuda bahwa ada masalah yang harus kita benahi dalam diri kita sebelum kita membenahi lingkungan kita. enjoy!!!


Mengutip sebuah quote tentang pemuda dari pemimpin pergerakan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna, mengatakan,
Sejak dulu hingga se­karang, pemuda merupakan pilar ke­bangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pe­muda adalah rahasia kekuatannya. Da­lam setiap pemikiran, pemuda adalah peng­ibar panji-panjinya.”
ya menjadi fitrah pemuda bahwa mereka adalah pilar kebangkitan, tidak akan pernah bisa kita ingkari bahwa pemuda adalah generasi yang membawa kebangkitan terutam di lingkungan sekitarnya. Bahkan sosok pendiri Negara Indonesia yaitu Ir. Soekarno mengatakan dalam sebuah orasinya,
berikan aku 10 orang tua, maka akan kucabut gunung dari akarnya. Namun berikan aku 1 orang pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.”
Pernyataan dari founding father Indonesia itu menyadarkan kita bahwa kekuatan dari pemuda ini sangatlah besar. Potensi-potensi yang ada didalam diri setiap pemuda mempunyai potensi yang sangat luar biasa. Pemuda ibarat matahari di jam 12, yaitu saat dimana matahari memancarkan sinarnya yang begitu terang dan panas. Begitu juga pemuda, pemuda mempunyai kekuatan, pemikirannya yang kritis, rasa mau tau yang besar,idealis, selalu bisa melahirkan inovasi-inovasi baru, bahkan di Indonesia bukti nyata dari kekuatan pemuda telah terbukti disaat pemuda berhasil menduduki gedung MPR dan meruntuhkan Rezim Orde Baru di zaman Pak Harto tahun 1998.
Masih teringat di benak kita belum lama ini bagaimana kekuatan pemuda akan dapat selalu meruntuhkan sebuah rezim, tepatnya di Mesir, saat itu rezim yang dipimpin oleh Mohamed Morsi berhasil di gulingkan oleh para pemudanya yang menuntut sebuah reformasi. Selain itu jika kita kilas balik dizaman dulu, ada sejumlah nama pemuda yang pandai memimpin strategi dan berperang yaitu khalid bin walid, salahudin al-ayubi, Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan masih banyak lagi.
Begitu kuatnya kekuatan dan pengaruh pemuda dalam memegang peranan di dunia ini. Oleh karena itu kata-kata dari hasan al-bana cukuplah mewakili bagaimana pemuda itu sebenarnya. Walaupun seribu tahun mendatang tidaklah pernah berubah peranan dan fungsi pemuda ini.
Namun ada fenomena di zaman sekarang ini yang biasa disebut zaman post-modern, zaman globalisasi, alam pikiran realita (bahasa antropologi budaya), atau apapun itu orang menyebutnya, yaitu pemuda dan wacananya. Lalu mengapa pemuda dikaitkan dengan wacana? Bukankah hal wajar jika seorang pemuda akan selalu mempunyai wacana sebagai hasil dari pemikiran-pemikirannya atau dalam bahasa ilmu filsafat sebagai hasil dari proses berfilsafat?
Jawabannya tentu saja tidak akan pernah salah pemuda dalam berwacana, karena hal itu merupakan hakikat pemuda itu sendiri yang akan selalu berfikir dan melakukan perubahan seperti yang dikutip dalam kata-kata Hasan Al-bana diatas. Ibarat ilmu psikologi, ilmu psikologi akan selalu ada selama objek yang dipelajarinya yaitu manusia tetap eksis (pernyataan ini belum menjawab jika saja suatu saat terjadi pemberontakan oleh robot-robot yang diciptakan manusia), begitu juga halnya dengan pemuda, wacana akan selalu ada selama pemuda-pemuda selalu berfikir untuk memenuhi rasa ingin tahunya, memenuhi sikap kritisnya, idealismenya.
Akan tetapi fenomena pemuda dan wacana ini sudah mencapai tahap yang hampir memprihatinkan, saya mengutip sebuah kata-kata dari Presiden BEM UNS dalam sesi diskusi di bulan oktober lalu, yaitu:
kelemahan pemuda di zaman sekarang ini ada 2, terlalu banyak wacana tetapi jarang terlaksana dan tanggap soal pujian serta tepuk tangan kepada pemuda.”
Mengapa wacana dizaman sekarang menjadi kelemahan  bagi pemuda? (kembali kita berfilsafat), ya seperti kata-kata diatas, bahwasanya sekarang ini pemuda terlalu banyak membuat wacana-wacana bahkan wacana tersebut sudah matang dan hampir tidak ada celah untuk menjatuhkan wacana tersebut. Tetapi dalam pelaksanaannya atau eksekusinya bisa saja nol, dan fenomena ini banyak sekali terjadi.
Saya mengambil contoh simpel dimana menjelang liburan semester, teman-teman saya mengajak saya untuk berpergian ke bandung, jogja, surabaya, semarang, gunung semeru, tawamangu dan banyak kawasan wisata lainnya. Akan tetapi pelaksaannya kalian tahulah, pasti jarang terlaksana. Atau contoh lain di sebuah organisasi, salah seorang pemuda dalam organisasi membuat sebuah proker yang luar biasa mempunyai kemanfaatan banyak bagi orang lain, akan tetapi karena terhalang oleh faktor internal dan eksternal sebuah proker hanyalah sebuah proker, proker yang hanya tertulis di sebuah kertas yang nantinya akan hilang, tersobek atau bahkan menjadi sampah atau bahkan yang lebih buruknya lagi proker tersebut hanya tertanam di otak sang pemuda.
Saya sadar betul tidak semuanya contoh diatas terjadi kepada para pembaca sekalian, tetapi inilah fenomena yang saya lihat dari keadaan disekitar saya baik sewaktu SMP, SMA, sampai di saat kuliah ini. Dosen antropologi budaya di prodi tempat saya belajar menuntut ilmu pernah menyatakan dalam kuliahnya, bahwa fenomena ini terjadi atas akumulasi dari budaya-budaya sebelumnya dan dipengaruhi oleh karakter dasar manusia serta pola perkembangan manusia itu sendiri. Oleh karena itu saya tidak menyatakan semua pemuda hanya berwacana saja, akan tetapi Fenomena yang terjadi seperti itu.
Assisten AAI saya mengatakan kepada saya tentang penyebab terjadi nya fenomena tersebut, salah satunya adalah ketakutan dari para pemudanya sendiri untuk mengimplementasikan wacana nya. saya rasa betul juga bahwa ketakutan berperan penting dalam seberapa besar wacana dijalankan atau tidaknya. Namun hal itu akan menjurus kepertanyaan apakah pemuda zaman sekarang ini penakut? Lho, sampai saat ini saya masih berfikir tentang hal ini, akan tetapi saya yakin seyakin yakinnya bahwa pemuda takkan pernah gentar ataupun takut menghadapi apapun.
Menurut ilmu dari antropologi budaya yang saya pelajari adalah yang membuat sebuah Kebudayaan itu hancur disebabkan oleh 3 hal, yaitu jiwa pemalas, mental penerobos, dan bukan jiwa penantang. Jika kita mengkaji satu persatu dari 3 penyebab diatas saya rasa kita dapat menarik garis yang menunjukkan mengapa pemuda zaman sekarang kebanyakan hanya dapat berwacana