didunia ini tidak akan pernah lepas dari peran
wanita. Sebagaimanapun zaman berubah, peran wanita tidak akan pernah luntur
atau bahkan hilang. Mulai dari hal-hal kecil seperti urusan rumah tangga sampai
urusan negara pasti akan selalu melibatkan peran wanita didalamnya. Jika melihat
didalam sejarah peradaban manusia, kita dapat melihat begitu banyaknya
keterlibatan wanita didalamnya.
Di Indonesia peran wanita sudah terlihat jauh
sebelum masa penjajahan tepatnya dizaman kerajaan, dimana wanita saat itu juga
sudah memegang peranan penting dalam menuliskan sejarah peradaban pada waktu
itu. Mulai dari kebangkitan sebuah kerajaan sampai keruntuhan sebuah
kerajaanpun tidak lepas dari keterlibatan wanita didalamnya. Lalu dizaman
penjajahan yang berlangsung kurang lebih 350 tahun lamanya, bisa dilihat
keterlibatan wanita Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan baik untuk
kaumnya, daerahnya maupun bangsa dan Negaranya. Bisa dilihat dari tokoh-tokoh
wanita seperti R.A Kartini yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sekaligus
memperjuangkan hak-hak wanita pada saat itu yang semangatnya sampai sekarang
masih menggema kepada para Kartini zaman moderen setidaknya setiap 21 April
setiap tahunnya. Kontribusi R.A Kartini sampai saat ini yang fenomenal adalah
buku ‘habis gelap terbitlah terang’ yang merupakan terjemahan dari buku Door Duisternis tot Licht diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1922
melalui Empat Saudara yang salah satunya adalah Armijn Pane.
Selain itu masih ada lagi keterlibatan
wanita-wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak kaumnya, daerahnya serta hak
kemerdekaan bangsa dan Negaranya seperti Cut Nyak Dien dan Cut Meutiah yang
berasal dari Aceh,Dewi Sartika yang merupakan perintis pendidikan wanita, Nyi
Ageng Serang yang terlibat dalam perang Dipenogoro, Malahayati pejuang perang
Aceh yang merupakan Laksamana wanita pertama, Martha Christina Tiahahu yang
merupakan pejuang perang Pattimura, dan masih banyak lagi.
Lalu memasuki zaman Proklamasi atau sesudah
kemerdekaan, keterlibatan wanita tidak turut menyusut bahkan keterlibatan
wanita dalam perjuangan di Indonesia semakin besar dan semakin meluas. Contoh nyata
adalah istri dari Presiden Pertama Indonesia yaitu Ibu Fatmawati yang menjahit
Bendera Pusaka Merah Putih. Selain itu ada nama-nama lain seperti Dita Indah
Sari Pejuang kaum buruh, H.R Rasuna Said yang memperjuangkan persamaan hak
antara pria dan wanita. Menjelang Reformasi pada tahun 1998 ada nama Yeni Rosa
Damayanti seorang aktivis Reformasi yang dengan berani menuntut Presiden
Soeharto pada masa itu diseret kedepan sidang istimewa MPR sehingga ia harus
dipenjara selama 1 tahun akibat keberaniannya. Dibidang akademisi dan Ahli ada
nama Miranda Goeltom yang menjadi ahli dibidang ekonomi serta memperoleh
jabatan sebagai Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia. Tidak sampai disitu
saja, dibidang olahraga pun wanita Indonesia turut memberi sumbangsih yang
banyak antara lain Susi Susanti peraih medali Emas dalam olimpiade, Alexandra
Asmasoebrata yang merupakan pilot jet darat wanita pertama dari Indonesia. Dibidang
pengusaha dan bisnis ada nama yang terkenal seperti Nyonya Meneer dan Martha
Tilaar yang produknya sampai saat ini masih digunakan oleh sebagian besar
penduduk Indonesia. Dibidang seni ada nama seperti Titiek Puspa yang lagunya
populer sampai saat ini, Kontribusi lainya dibidang seni diberikan oleh artis
muda sekaligus penyanyi yang sudah Go
International yaitu Agnes Monica, karir dan prestasinya sudah tidak dapat
diragukan lagi sehingga turut mengharumkan nama Indonesia dikancah
Internasional. Pada puncaknya peran wanita dalam perkembangan zaman di
Indonesia terjadi ketika Ibu Megawati Soekarno Putri diangkat menjadi Presiden
wanita Pertama di Indonesia.
Lalu setelat sederet nama tokoh wanita diatas
disebutkan apakah peran wanita akan berkurang atau menghilang? Tentu saja
tidak, dizaman sekarang banyak wanita-wanita Indonesia turut berkontribusi
besar dalam pembangunan bangsa ini. Baru-baru ini ditemukan aplikasi Penerjemah
Tangisan Bayi yang diciptakan seorang wanita yang berprofesi sebagai Staff
pengajar program keahlian Manajemen Informatika dan Teknik Komputer di IPB,
Bogor. Ia menciptakan aplikasi ini sebagai wujud kepeduliannya terhadap
wanita-wanita di Indonesia dalam mengurus bayinya. Inspirasi awalnya ketika ia
mengandung anak pertamanya. Dibidang kepolisian ada nama Briptu Eka Frastya
yang setiap kali tampil dilayar kaca untuk melaporkan kondisi lalu lintas
melalui NTMC (National Traffic Management Center) Polda Metro Jaya. Dan masih
banyak lagi peran Kartini Modern pada zaman sekarang ini.
Dengan melihat fakta-fakta diatas sudah tentu
kita tidak bisa meremehkan atau mengecilkan lagi peran kaum wanita saat ini,
seharusnya saat ini kaum wanita harus dilibatkan dan terlibat dalam banyak hal
baik menyangkut urusan dibidang keluarga, pendidikan, seni, budaya, bahkan
politik. Karena peran wanita saat ini tidak akan pernah lepas dalam
perkembangan bangsa ini.
Mulai dari bidang keluarga, saya merasakan
betul peran seorang wanita yang dipanggil ibu atau mamah (saya menyebutnya)
dalam rumah tangga. Kehadiran sesosok ibu dala keluarga saya telah banyak
memberi dampak yang sangat besar. Melalui pengasuhannya saat saya kecil,
pengertiannya, pengajarannya, prilakunya, tindakannya, dan peran sosialnya
didalam masyarakat telah memberikan banyak inspirasi dan perubahan yang besar
kepada diri saya. Bahkan sayapun berani mengatakan “segala sumber moral dan
tingkah laku seseorang, selalu dimulai dari kehidupan keluarganya. Baik keluarga
tersebut baik pulalah seseorang, begitu juga sebaliknya.”-Rezky-. Sudah banyak
contoh dimana sosok ibu melahirkan pemimpin-pemimpin besar salah satunya adalah
Abraham Samad, Ketua KPK, yang pada saat SD nya telah diberikan pengajaran
Integritas oleh Ibunya melalui 5 keping kapur. Karena kasus 5 keping kapur
itulah yang mungkin bisa membuat seorang sosok Abraham Samad dapat menduduki
posisi tertinggi di KPK.
Dibidang pendidikan seorang sosok guru yang
biasa didominasi oleh kaum wanita juga turut serta memberikan sumbangsih besar
kepada bangsa ini. Seorang sosok guru selain menanamkan ilmu-ilmu yang kelak
berguna bagi setiap insan didik juga menanamkan karakter yang kegunaannya bukan
hanya dimasa depan, tetapi saat inipun karakter sangat berguna bagi manusia
seperti yang pernah dikatakan oleh Bung Hatta dalam pidatonya tahun 1957:
”Dalam
memelihara dan memajukan ilmu, karakterlah yang utama, bukan kecerdasan. Kurang
kecerdasan dapat diisi, kurang karakter sukar memenuhinya seperti ternyata
dengan berbagai bukti di dalam sejarah. Kecerdasan dapat dicapai dengan jalan
studi oleh orang yang mempunyai karakter….”
Dan pendidikan karakter yang saya dapatkan disekolah mulai dari jenjang
TK sampai Universitas berasal dari para guru-guru yang umumnya didominasi oleh
kaum perempuan. Saya masih ingat betul bagaimana guru matematika saya di SMP
mengajarkan tentang integritas dalam hitung-hitungan matematika. Lalu saya juga
masih ingat betul guru di SMA yang sampai saat ini saya masih merindukan diajar
oleh beliau lagi karena cara beliau mengajar dan menanamkan nilai, moral dan
karakter dalam setiap pembelajarannya. Lalu oleh guru Kewarganegaraan di SMA
saya belajar apa itu kasih sayang dalam mendidik siswa-siswanya, disaat
guru-guru lain tidak kuat dengan kelakuan salah satu siswa, guru ini dengan
sabar dan ikhlasnya berusaha membimbing siswa ini untuk menjadi lebih baik
lagi.
Oleh karena itulah, peran wanita yang tidak akan pernah lepas dari
perkembangan zaman ini harus selalu diwariskan kepada penerus-penerusnya. Sekarang
menjadi tantangan bagi setiap wanita di Indonesia untuk meneruskan perjuangan
wanita sebelumnya dalam bidang apapun, baik itu pendidikan, penelitian,
kesenian, kebudayaan, bisnis, maupun politik, bukan tidak mungkin jika suatu saat
negeri ini akan kembali dipimpin oleh sebagian besar kaum wanita.
Cara termudahnya untuk mewariskan perjuangan wanita sebelumnya adalah
dengan mengenal diri sendiri, passion, bakat, minat, kemampuan lalu fokus dan
berdedikasi kepada bidangnya serta tidak lupa berdoa. Apapun yang kalian
inginkan insyaAllah akan tercapai.
“bangkitlah wahai kartini reformasi, zamanmu menanti, meminta,
menuntut kontribusi darimu. Janganlah terlelap oleh kenikmatan duniawi yang
membuat kaummu semakin lemah, tetapi manfaatkanlah kenikmatan yang ada itu
sebagai motivasi perjuanganmu. Jika sudah pada waktunya, bimbinglah bangsa dan
negeri ini menjadi bangsa yang lebih baik dan disenangi oleh kawan disegani
oleh lawan. Hidup wanita Indonesia”-Rezky-
Tulisan ini dibuat sebagai bentuk terimakasih
penulis terhadap kontribusi wanita dalam kehidupan pribadi penulis. Wanita yang
telah memberikan pendidikan nilai, moral, dan ilmu-ilmu yang berguna bagi
penulis. Wanita yang telah memotivasi penulis untuk selalu menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Wanita yang dalam peranan sosialnya mencontohkan penulis untuk
selalu bermanfaat bagi orang lain. Wanita yang selalu ada untuk mendampingi dan
menjaga penulis baik diwaktu kecil maupun sampai saat ini. Sosok wanita yang
lembut dan penuh kasih sayang. Terima kasih wanita Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar