Rabu, 08 Januari 2014

WANITA UNTUK INDONESIA

didunia ini tidak akan pernah lepas dari peran wanita. Sebagaimanapun zaman berubah, peran wanita tidak akan pernah luntur atau bahkan hilang. Mulai dari hal-hal kecil seperti urusan rumah tangga sampai urusan negara pasti akan selalu melibatkan peran wanita didalamnya. Jika melihat didalam sejarah peradaban manusia, kita dapat melihat begitu banyaknya keterlibatan wanita didalamnya.

Di Indonesia peran wanita sudah terlihat jauh sebelum masa penjajahan tepatnya dizaman kerajaan, dimana wanita saat itu juga sudah memegang peranan penting dalam menuliskan sejarah peradaban pada waktu itu. Mulai dari kebangkitan sebuah kerajaan sampai keruntuhan sebuah kerajaanpun tidak lepas dari keterlibatan wanita didalamnya. Lalu dizaman penjajahan yang berlangsung kurang lebih 350 tahun lamanya, bisa dilihat keterlibatan wanita Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan baik untuk kaumnya, daerahnya maupun bangsa dan Negaranya. Bisa dilihat dari tokoh-tokoh wanita seperti R.A Kartini yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sekaligus memperjuangkan hak-hak wanita pada saat itu yang semangatnya sampai sekarang masih menggema kepada para Kartini zaman moderen setidaknya setiap 21 April setiap tahunnya. Kontribusi R.A Kartini sampai saat ini yang fenomenal adalah buku ‘habis gelap terbitlah terang’ yang merupakan terjemahan dari buku Door Duisternis tot Licht  diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1922 melalui Empat Saudara yang salah satunya adalah Armijn Pane.

Selain itu masih ada lagi keterlibatan wanita-wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak kaumnya, daerahnya serta hak kemerdekaan bangsa dan Negaranya seperti Cut Nyak Dien dan Cut Meutiah yang berasal dari Aceh,Dewi Sartika yang merupakan perintis pendidikan wanita, Nyi Ageng Serang yang terlibat dalam perang Dipenogoro, Malahayati pejuang perang Aceh yang merupakan Laksamana wanita pertama, Martha Christina Tiahahu yang merupakan pejuang perang Pattimura, dan masih banyak lagi.

Lalu memasuki zaman Proklamasi atau sesudah kemerdekaan, keterlibatan wanita tidak turut menyusut bahkan keterlibatan wanita dalam perjuangan di Indonesia semakin besar dan semakin meluas. Contoh nyata adalah istri dari Presiden Pertama Indonesia yaitu Ibu Fatmawati yang menjahit Bendera Pusaka Merah Putih. Selain itu ada nama-nama lain seperti Dita Indah Sari Pejuang kaum buruh, H.R Rasuna Said yang memperjuangkan persamaan hak antara pria dan wanita. Menjelang Reformasi pada tahun 1998 ada nama Yeni Rosa Damayanti seorang aktivis Reformasi yang dengan berani menuntut Presiden Soeharto pada masa itu diseret kedepan sidang istimewa MPR sehingga ia harus dipenjara selama 1 tahun akibat keberaniannya. Dibidang akademisi dan Ahli ada nama Miranda Goeltom yang menjadi ahli dibidang ekonomi serta memperoleh jabatan sebagai Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia. Tidak sampai disitu saja, dibidang olahraga pun wanita Indonesia turut memberi sumbangsih yang banyak antara lain Susi Susanti peraih medali Emas dalam olimpiade, Alexandra Asmasoebrata yang merupakan pilot jet darat wanita pertama dari Indonesia. Dibidang pengusaha dan bisnis ada nama yang terkenal seperti Nyonya Meneer dan Martha Tilaar yang produknya sampai saat ini masih digunakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Dibidang seni ada nama seperti Titiek Puspa yang lagunya populer sampai saat ini, Kontribusi lainya dibidang seni diberikan oleh artis muda sekaligus penyanyi yang sudah Go International yaitu Agnes Monica, karir dan prestasinya sudah tidak dapat diragukan lagi sehingga turut mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional. Pada puncaknya peran wanita dalam perkembangan zaman di Indonesia terjadi ketika Ibu Megawati Soekarno Putri diangkat menjadi Presiden wanita Pertama di Indonesia.

Lalu setelat sederet nama tokoh wanita diatas disebutkan apakah peran wanita akan berkurang atau menghilang? Tentu saja tidak, dizaman sekarang banyak wanita-wanita Indonesia turut berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa ini. Baru-baru ini ditemukan aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi yang diciptakan seorang wanita yang berprofesi sebagai Staff pengajar program keahlian Manajemen Informatika dan Teknik Komputer di IPB, Bogor. Ia menciptakan aplikasi ini sebagai wujud kepeduliannya terhadap wanita-wanita di Indonesia dalam mengurus bayinya. Inspirasi awalnya ketika ia mengandung anak pertamanya. Dibidang kepolisian ada nama Briptu Eka Frastya yang setiap kali tampil dilayar kaca untuk melaporkan kondisi lalu lintas melalui NTMC (National Traffic Management Center) Polda Metro Jaya. Dan masih banyak lagi peran Kartini Modern pada zaman sekarang ini.

Dengan melihat fakta-fakta diatas sudah tentu kita tidak bisa meremehkan atau mengecilkan lagi peran kaum wanita saat ini, seharusnya saat ini kaum wanita harus dilibatkan dan terlibat dalam banyak hal baik menyangkut urusan dibidang keluarga, pendidikan, seni, budaya, bahkan politik. Karena peran wanita saat ini tidak akan pernah lepas dalam perkembangan bangsa ini.

Mulai dari bidang keluarga, saya merasakan betul peran seorang wanita yang dipanggil ibu atau mamah (saya menyebutnya) dalam rumah tangga. Kehadiran sesosok ibu dala keluarga saya telah banyak memberi dampak yang sangat besar. Melalui pengasuhannya saat saya kecil, pengertiannya, pengajarannya, prilakunya, tindakannya, dan peran sosialnya didalam masyarakat telah memberikan banyak inspirasi dan perubahan yang besar kepada diri saya. Bahkan sayapun berani mengatakan “segala sumber moral dan tingkah laku seseorang, selalu dimulai dari kehidupan keluarganya. Baik keluarga tersebut baik pulalah seseorang, begitu juga sebaliknya.”-Rezky-. Sudah banyak contoh dimana sosok ibu melahirkan pemimpin-pemimpin besar salah satunya adalah Abraham Samad, Ketua KPK, yang pada saat SD nya telah diberikan pengajaran Integritas oleh Ibunya melalui 5 keping kapur. Karena kasus 5 keping kapur itulah yang mungkin bisa membuat seorang sosok Abraham Samad dapat menduduki posisi tertinggi di KPK.

Dibidang pendidikan seorang sosok guru yang biasa didominasi oleh kaum wanita juga turut serta memberikan sumbangsih besar kepada bangsa ini. Seorang sosok guru selain menanamkan ilmu-ilmu yang kelak berguna bagi setiap insan didik juga menanamkan karakter yang kegunaannya bukan hanya dimasa depan, tetapi saat inipun karakter sangat berguna bagi manusia seperti yang pernah dikatakan oleh Bung Hatta dalam pidatonya tahun 1957:

”Dalam memelihara dan memajukan ilmu, karakterlah yang utama, bukan kecerdasan. Kurang kecerdasan dapat diisi, kurang karakter sukar memenuhinya seperti ternyata dengan berbagai bukti di dalam sejarah. Kecerdasan dapat dicapai dengan jalan studi oleh orang yang mempunyai karakter….”

Dan pendidikan karakter yang saya dapatkan disekolah mulai dari jenjang TK sampai Universitas berasal dari para guru-guru yang umumnya didominasi oleh kaum perempuan. Saya masih ingat betul bagaimana guru matematika saya di SMP mengajarkan tentang integritas dalam hitung-hitungan matematika. Lalu saya juga masih ingat betul guru di SMA yang sampai saat ini saya masih merindukan diajar oleh beliau lagi karena cara beliau mengajar dan menanamkan nilai, moral dan karakter dalam setiap pembelajarannya. Lalu oleh guru Kewarganegaraan di SMA saya belajar apa itu kasih sayang dalam mendidik siswa-siswanya, disaat guru-guru lain tidak kuat dengan kelakuan salah satu siswa, guru ini dengan sabar dan ikhlasnya berusaha membimbing siswa ini untuk menjadi lebih baik lagi.

Oleh karena itulah, peran wanita yang tidak akan pernah lepas dari perkembangan zaman ini harus selalu diwariskan kepada penerus-penerusnya. Sekarang menjadi tantangan bagi setiap wanita di Indonesia untuk meneruskan perjuangan wanita sebelumnya dalam bidang apapun, baik itu pendidikan, penelitian, kesenian, kebudayaan, bisnis, maupun politik, bukan tidak mungkin jika suatu saat negeri ini akan kembali dipimpin oleh sebagian besar kaum wanita.

Cara termudahnya untuk mewariskan perjuangan wanita sebelumnya adalah dengan mengenal diri sendiri, passion, bakat, minat, kemampuan lalu fokus dan berdedikasi kepada bidangnya serta tidak lupa berdoa. Apapun yang kalian inginkan insyaAllah akan tercapai.

bangkitlah wahai kartini reformasi, zamanmu menanti, meminta, menuntut kontribusi darimu. Janganlah terlelap oleh kenikmatan duniawi yang membuat kaummu semakin lemah, tetapi manfaatkanlah kenikmatan yang ada itu sebagai motivasi perjuanganmu. Jika sudah pada waktunya, bimbinglah bangsa dan negeri ini menjadi bangsa yang lebih baik dan disenangi oleh kawan disegani oleh lawan. Hidup wanita Indonesia”-Rezky-

Tulisan ini dibuat sebagai bentuk terimakasih penulis terhadap kontribusi wanita dalam kehidupan pribadi penulis. Wanita yang telah memberikan pendidikan nilai, moral, dan ilmu-ilmu yang berguna bagi penulis. Wanita yang telah memotivasi penulis untuk selalu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Wanita yang dalam peranan sosialnya mencontohkan penulis untuk selalu bermanfaat bagi orang lain. Wanita yang selalu ada untuk mendampingi dan menjaga penulis baik diwaktu kecil maupun sampai saat ini. Sosok wanita yang lembut dan penuh kasih sayang. Terima kasih wanita Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar